Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Pulang (cerpen)

Cahaya kuning langit mulai memudar bersamaan dengan menanjaknya matahari. Rumput – rumput ilalang ikut menyambut fenomena alam keseharian yang luar biasa itu. Aku tak mau kalah semangat pagi ini, jemari mungilku turut menari – nari diatas langit seirama dengan ilalang disekelilingku. Sementara tanganku yang lain memegang satu paket rantang yang tak sabar kuhadiahkan pada ayah. Di dalamnya terisi penuh satu porsi sarapan favorit ayah, diantaranya plecing, makanan tradisional kampung kami, di temani seekor kakap goreng yang baru saja di keringkan dari wajan, juga nasi putih hangat yang baru saja kumasak--meski tidak seluruhnya kumasak sendiri sih, setidaknya aku ikut membantu ibu memasak. Aroma kelezatan bekal yang kubawa makin lama tak tahu adat. Tanpa permisi ia menusuk hidungku dengan aromanya yang menggoda. Barang kali berniat membelokkan niatanku untuk memberikannya pada ayah, selanjutnya yang terjadi ibu pasti tak akan memberi ampun, lagi pula aku sudah melahap dua porsi sa

Postingan Terbaru

puisi_kawan sejati

where is it ???

Artikel,,,

masih percaya zodiak? (pernah dimuat dalam majalah kuntum)